Monday, August 30, 2010

Antiklimaks


Saya menyebutnya masa Antiklimaks, masa dimana saya tak lagi menggebu-gebu menghasratkan sesuatu, pasca masa-masa klimaks itu: masa dimana saya merasa had enough with situation in my office, and condition in my living area..

Pada masa klimaks itu, saya merasa bahwa segala sesuatunya sudah tidak mendukung lagi, misalnya kondisi di kos yang airnya terbatas, gampang berdebu, dan keluarga dibawah yang suka ribut.. Saat itu saya sudah merasa bahwa saya harus pindah, dan perburuan tempat kos dimulai, tanya sana sini, survei sana sini.. tapi hasilnya, saya tetap stay..

Pada masa klimaks itu, saya merasa bahwa saya harus keluar dari lingkungan kerja saya, saya mulai memasukkan lamaran kesana sini, tes disana sini, harap-harap cemas, tapi hasilnya sampai saat ini, saya masih stay..

Pada masa-masa klimaks, saya merasa bahwa saya sudah ada pada batasnya, bahwa kalau saya harus berjalan terus melewati batas ini, maka saya akan menjadi gila !Saya merasa saya sudah tidak tahan lagi, saya merasa Tuhan adalah tidak adil dan tidak ber peri kemanusiaan kalau membiarkan saya terus melalui kondisi-kondisi tersebut..

Tapi yang terjadi, setelah saya merasa sudah pada puncak (baca:klimaks) nya, saya ternyata terus berjalan, saya bisa melangkah, dan hey, ternyata saya masih hidup ! (dan yang paling penting ternyata saya masih belum gila, hehe)

Dan naluri saya mulai berdamai dengan kondisi-kondisi rutin yang saya hadapi... Keluhan-keluhan mulai menjadi biasa, dan bahkan berkurang...

Keadaan panas mulai menghangat, dan lantas suam-suam kuku..

Dari usaha-usaha yang telah saya lalui, saya mulai menjadi tenang, kalau dulu setiap hari selalu mencari-cari kesempatan di tempat lain, sekarang kegiatan itu sudah mulai saya hentikan..

Dan untuk tidak menjadi munafik saya katakan, kondisi sekitar mulai mendukung saya..

Memang tidak lantas menjadi jauh lebih baik, tapi setidaknya kondisi tenang itu mulai saya rasakan..

Air di kos tidak lantas menjadi melimpah, tapi saya mulai terbiasa untuk menjadi cukup dengan apa yang ada

Laporan Keuangan di perusahaan tidak drastis menunjukkan perbaikan, tapi kondisi yang menyenangkan mulai muncul..

Dan inilah masa antiklimaks itu.. Mungkin saya belum bisa mencapai mimpi dan ambisi saya yang terutama, tapi saya mulai menjadi tenang dan menikmati hidup..

Beralih menikmati dunia lain yang sudah ingin aku kecap sedari dulu, namun belum tercapai karena keterbatasan-keterbatasanku..

Dan dimasa antiklimaks ini, saya mulai paham saat Tuhan mengatakan, bahwa Dia mengetahui bahwa pencobaan-pencobaan yang aku alami adalah pencobaan-pencobaan yang biasa dan tidak melampaui kemampuan manusia..

Yess, di masa antiklimaks ini saya lebih sungguh menyadari, that there's an Invisible Hand that always help me through the hard and tough times past..



Di masa antiklimaks ini saya tersungkur bersyukur untuk segala keberadaan saya..

Karena dengan atau tanpa disadari, apa yang ada padaku saat ini, adalah apa yang cukup dan aku butuhkan..



J

How about yours ??



Jakarta, 30 Agustus 2010

1 comment:

jojo said...

suasana antiklimaks suatu saat akan membuat kita melebihi klimaks...