Wednesday, September 15, 2010

Rating airline menurut dinoy..

Memang terlalu dini untuk mengatakan ini adalah rating, tapi bolehlah ini disebut sharing tentang maskapai penerbangan yang sudah saya cicipi sejauh ini.. Oke, sebelumnya, saya sendiri gak pernah ada alasan khusus dalam memilih salah satu maskapai penerbangan. Yang jelas pertimbangan pertama ya waktu yang harus sama dengan alasan saya pergi ke suatu tempat, dan tentunya harga, hehe.. Oh soal keselamatan juga sih, yang jelas pasti nggak mau naik pesawat terbang yang ecek-ecek atau yang rekor kecelakaannya parah (setahu saya untuk pesawat-pesawat seperti itu sudah di black list ya sama pemerintah, hehe). Saya bukan seperti seorang teman yang cukup ribet dalam memilih nama maskapai penerbangan, 'jangan L****** please.. ' atau 'usahakan dapat C******** doong..' adalah kata-kata yang pernah saya dengar saat saya membantunya memesan tiket penerbangan dari sebuah travel agent.. (buat yang merasa, minal aidin wal faidzin ya,:) )

Oke, dulu naik pesawat terbang adalah sebuah hal yang 'mahal' buat saya..  saya masih lebih memilih kereta api sebagai sarana menuju pulang, karena harganya terjangkau. Tapii, pengalaman pertama mudik lebaran membuatku mulai berpikir ulang dengan pemikiranku selama ini.. Adalah Idul Fitri tahun 2009, dimana saya harus mengalami antri panjang yang tak berbuah dalam berburu tiket KA Gumarang kelas Bisnis andalanku untuk menuju Jakarta-Surabaya menikmati libur lebaran.. Datang pagi-pagi sebelum jam enam, tp antrian di Stasiun Kota sudah membuatku tercengang.. Walhasil dua kali datang pagi-pagi kesana, hasilnya tetap saja saya nggak bisa dapat tiket Gumarang kelas Bisnis.. Cukup stress, karena untuk memesan tiket pesawat juga sudah terlalu mepet, dan harganya sudah gila-gilaan. Singkat cerita, saya dapat juga tiket untuk mudik dari sebuah travel agent, yaitu tiket KA Argo Anggrek seharga setengah juta !! Hmm nyesek juga sih karena dengan harga segitu sebenarnya saya sudah bisa pulang dengan pesawat, kalau saya memesannya beberapa bulan sebelumnya.. Hemat waktu dan tenaga, bayangkan naik kereta api bisa 12-13 jam, dibandingkan naek pesawat terbang yang hanya 1 jam !! *geleng-geleng-kepala* 
Nah dari peristiwa itu saya sudah bertekad gak akan mau pulang mudik lebaran dengan kereta api lagi, tapi untuk kesempatan lain sih, naik kereta api nggak haram sih ya, kalau harga tiket pesawat udah nggak terkejar kocek lagi, hehe..

Okaayyyy,,, masuk ke inti bahasan..

Jadi, sampe hari ini saya berumur 25 tahun 9 bulan dan 16 hari, saya sudah (atau masih?) menaiki pesawat terbang sebanyak empat kali dengan maskapai yang berbeda-beda ! Hehe, bukannya mau sok random ya, tapi ya seperti yang sudah saya sebutkan diatas, saya nih orangnya nggak rewel sama merk, pokoknya waktu dan harga sesuai, dan tentunya merk tersebut bukan merk yang jelek rekomendasinya..  ^^
Pengalaman terbang saya pertama adalah dengan maskapai Air Asia

Sebenarnya saya kurang memperhitungkan pengalaman terbang pertama ini, karena saya adalah 'penumpang pasif' (julukan yang saya ciptakan sendiri untuk penumpang yang nggak ikutan repot dengan masalah booking dan tahu beres check in, boarding, dan flying, hehe).  Saya terbang dengan Air Asia saat malam natal, yaitu 25 Desember 2009. Ide untuk naik Air Asia ini datang dari kakak ipar saya yang juga berencana merayakan Natal di Surabaya, di rumah suaminya yang notabene adalah kakak saya. Jadi dia memesan tiket Air Asia melalui kartu kreditnya untuk dirinya sendiri, suaminya, anaknya (keponakan saya yang tampan) dan tentu saja untuk saya sendiri.. Harga tiketnya 400 sekian ribu seorang. Ketidak sabaran saya untuk terbang perdana, sedikit (oke tidak sedikit, tapi banyak) dirusak dengan jadwal yang tidak menentu dari Air Asia, wuff.. Sebenarnya jadwal pertama yang kami peroleh adalah tgl 24 Desember 2009 pada siang hari, kami tidak merencanakan untuk terbang saat malam Natal.. namun yang ada, kami memperoleh sms yang mengabarkan kalau pesawat kami delay menjadi jam lima sore hari.. Oke sabaar.. Sms itu kami terima pagi hari, jadi kami pun berangkat dengan perkiraan waktu sesuai jadwal yang baru. Namun sesampainya dibandara, kami pun harus mengalami penundaan lagi. Total, dari yang harusnya berangkat siang hari sekitar pukul dua, namun kami benar-benar lepas landas pukul delapan malam... Pelayanan yang mereka berikan adalah makan malam sebagai ganti penundaan keberangkatan.Bentuk makanan yang diberikan tuh seperti paket hematnya Hoka-hoka bento gitu loh, nasi dalam stereofoam dengan lauk gorengan, persis seperti paket hematnya Hokben, hanya saja beda merk. Baiklaah, selain masalah jadwal yang mundur signifikan, sebenarnya saya menikmati isi pesawat yang cukup bagus dan bersih, juga keramahan kru kabin. Jadi terlalu dini untuk mengatakan saya kapok naik Air Asia, karena dalam waktu dekat saya akan kembali menggunakannya, kali ini untuk rute Internasional ;) Masalah ketepatan waktu tidak oke, masalah bentuk fisik pesawat oke, keramahan kru kabin oke, dan penanganan bagasi pun oke.. So far, saya terpaksa menempatkan Air Asia di rating terbawah alias nomer empat, karena menurut saya ketepatan jadwal adalah hal yang terpenting saat kita melakukan suatu perjalanan.. :)

Well, here goes my second experience,,
Berhasil mengukir sejarah dalam hidup sendiri untuk menikmati rasanya 'terbang', rasanya tertantang  untuk mengulanginya lagi. Bukan buat gaya-gaya an ya, tapi seiring perkembangan hidup saya, saya pun tertantang untuk mengubah konsep pikir saya selama ini, ya salah satunya tentang uang. Bukan berarti saya sudah tidak bermasalah dengan uang ya, namun konsep 'how to spend money' yang harus diselaraskan, karena seringkali saya pelit untuk beberapa hal, namun boros untuk hal-hal lain yang kurang perlu.. :) So i start to be wise with my resources.. Mandala air was my second excited experienced ! 



Saking excited nya, hari ini saya mengubah profile picture saya di facebook dengan gambar pesawat mandala, dan saya dengan mantap mengatakan bahwa so far Mandala is the best airline i've ever fly with.. Hohohoo, jadi begini, saya sih nggak mau ngecap dan asal promosi yaaa.. Tgl 18 Agustus saya menaiki pesawat Mandala untuk kembali ke lovely J town dari long weekend dan cuti saya di rumah di Surabaya.. :) Saya hanya cukup merogoh kocek sebesar Rp 194.500an (oke tidak benar2 merogoh kocek, karena saya menggunakan credit card saya untuk booking) untuk memperoleh e ticket nya !! What a price ! Padahal untuk berangkat ke Surabaya saja saya perlu merogoh kocek (in a real meaning!) sejumlah Rp 195.000 untuk tiket KA Gumarang kelas Bisnis yang dibeli melalui travel agent.. Yup, saya dapat harga semiring itu karena saat itu Mandala lagi ada harga promo.. (so one tip to get the cheapest airline ticket is you must getting online anytime you need to find ticket, rajin-rajin deh ngenet untuk ngeliat dan ngebandingin harga tiket di beberapa maskapai penerbangan, sesuai jadwal yang kamu pengenin).. Hehe, i must admit that having credit card such an advantage for a traveller wannabe like me.. jadi saya tidak ada hasrat untuk gesek kartu untuk belanja-belanja hedon (i think you know what i mean with 'belanja hedon', especially for u, women!), saya lebih suka pakai kartu kredit untuk pemesanan tiket pesawat (boleh cek deh ke kertas tagihannya, tapi jangan deh, off the record! hehe..). Berangkat dari Airport Juanda, jadwal terbang yang pukul 17.25 WIB, berjalan tepat waktu dengan waktu naik pesawat sekitar 15 menit sebelumnya. Waktu saya mau masuk ke seat saya yang dekat jendela (saya selalu minta tempat duduk dekat jendela untuk bisa menikmati pemandangan), sudah ada dua penumpang yang enak tidur di dua kursi sebelahnya. Olala, ternyata ini adalah penerbangan lanjutan dari Denpasar, dengan tujuan akhir Jakarta dan transit sebentar tanpa turun, di Surabaya.. Body pesawat okeh, pelayanan ramah, dan saya pun tidak bermasalah dengan bagasi. Well yeah, sepertinya untuk pemesanan selanjutnya, saya pengen mengutamakan Mandala di pemesanan saya, hehe..


Nah berbekal kekapokan saya menggunakan Kereta Api saat mudik lebaran (yang antri pemesanannya bisa gila-gilaan), akhirnya saya memutuskan untuk lebih bijak memesan tiket pesawat beberapa  bulan sebelumnya, dan saya berhasil memperoleh tiket Batavia Air dengan harga Rp 437 ribu, untuk tujuan Jakarta-Surabaya. 


Oke, sangat worth it lah dibanding tahun lalu saya mudik dengan KA Executive seharga Rp 500 ribu, udah lebih mahal, lebih boros waktu dan tenaga pula ;).. Ini adalah penerbangan perdana saya dengan jadwal (sangat) pagi, yaitu pukul 06 pagi.. Tidak terlalu bermasalah dengan waktu, karena saya masuk pesawat saat waktu menunjukkan jam 06 kurang 3 menitan lah.. Bentuk fisik pesawat dibagian dalam, ya standar bagusnya, pelayanan ramah, tapiiii... saya agak bermasalah dengan bagasi... :(  Saya menitipkan travel bag saya sejumlah satu buah, memang kondisi resleting nya kurang prima, jadi harus pelan-pelan menutupnya. Nah saat tas itu saya ambil di Juanda, kondisi nya resleting nya udah terbuka, dan mungkin karena pihak Batavia ga bisa nutup, jadi ditali aja gitu pegangan tas nya buat nutup.. Saya cek, tidak ada barang yang hilang, tapi posisi nya sedikit kacau.. dan baru saya sadar saat dirumah, toples kue saya rusak, padahal itu bukan toples kaca, hanya toples plastik mika. Aih, apa mereka asal lempar ya saat memasukkan atau mengambil barang2 di bagasi? huff, agak bete ! So, Batavia air for my first time, no problem with the timeline, cabin crew services, body good in standard, but kinda upset with the bagage treatment.. :( Batavia Air harus ada di peringkat 2 terendah ya, diatas Air Asia..


Dan terakhir, maskapai penerbangan yang saya gunakan adalah Citilink, untuk rute Denpasar-Jakarta usai menghabiskan liburan bersama papa di Bali, saat libur lebaran.. 

Untuk yang satu ini, saya termasuk tidak sabar untuk menikmatinya, karena saya banyak baca review yang sangat baik tentang Citilink dari beberapa artikel. Ada suatu kebanggan sendiri menaiki nya, karena Citilink adalah low cost carrier 'terbitan' Garuda Indonesia.. Bahkan di body luar pesawat (foto diatas hanya ilustrasi) yang saya naiki, yang terpampang besar adalah tulisan GARUDA INDONESIA, sedang tulisan Citilink sendiri kalah besar ukurannya, hehe.. Bahkan stiker bagasi di tas saya bertuliskan Garuda Indonesia juga.. :)
Review yang saya baca tentang Citilink, memuji tentang ketepatan waktu, body pesawat yang oke karena luas, dan juga seragam pramugari nya yang lucu karena kasual..
Saya setuju dengan dua diantaranya yaitu ketepatan waktu dan tentang seragam yang unik. Tapi untuk body, sebenernya nggak jelek sih, tapi standar aja kok, nggak lebih bagus dari Mandala kalau saya bilang, hoho.. Fyi, saya menggunakan travel bag yang sama saat menggunakan Batavia Air. Namun bedanya, Citilink jauh lebih ramah terhadap tas saya. Posisi resleting masih tertutup rapi, dan isi didalamnya juga nggak berubah rapinya.. Good services, i placed you at number two, right after Mandala.. :)

1 comment:

jojo said...

tulisan ini mungkin bisa jadi referensi.. pengalaman saya naik maskapai ASEAN..

http://www.facebook.com/notes.php?id=709048861&notes_tab=app_2347471856#!/note.php?note_id=386133487990