Friday, August 2, 2013

Curhat (semoga bukan) sombong... :)

Halo, Agustus! Jumpa lagi dengan bulan baru, dan aku masih menanti ada kejutan-kejutan baru apalagi di bulan kedelapan ini. Oh, tapi aku akan masih melanjutkan kabar baik lanjutan dari postingan kebahagiaanku sampai tengah tahun 2013 ini. What’s new from July?? Yep, goodnews! Rupanya keberuntunganku masih terus berlanjut, haha, aku sendiri sampai curiga aku ini punya jimat apa, siih.. kok kebagian lucky melulu... hohoho, aku sudah mulai narsis inii...

Ya sudah, ini deh kabar-kabar baiknya...

Tanggal 15 Juli 2013 adalah hari bersejarah di mana untuk pertama kalinya aku memenangkan sebuah .... arisan. Lol. Jadi kan aku join dengan komunitas Blogger Buku Indonesia dari sejak beberapa bulan lalu. Dan komunitas ini juga punya grup di Whatsapp tempat ngobrol sehari-hari. Ada satu WA besar yang mewadahi seluruh member BBI dari semua wilayah Nusantara, ada juga beberapa WA berdasarkan daerah tempat tinggal. Dann... aku ikut juga di WA BBI wilayah Jabodetabek yang saat bulan Juni sepakat untuk mengadakan arisan. EH... nggak dinyana, saat arisan dikocok pertama kali tanggal 15 Juli 2013, namaku keluar dari 3 pemenang tiap bulannya! Horeee.... Puji Tuhan, lumayan jumlahnya Rp 300.000, dan karena ini grup blogger buku maka kita sepakat hasilnya dibelanjakan untuk buku juga, hihi. Beberapa waktu lalu aku udah membelanjakan sebagian, yaitu untuk 3 novel: Me Before You, The Chronicle of Audy 4R, sama The Kite Runner, totalnya Rp 180.000-an, masih ada sekitar Rp 120.000 untuk kubelanjain buku lagi. Asyiiiiik ^^. 

Kabar baik selanjutnya... bicara tentang hal yang sedang berusaha kulatih saat ini, yaitu editing, aku dapat orderan ngedit naskah lagi nih.... Bedanya kali ini bukan dari penerbit, tapi dari teman yang mau nerbitin buku secara indie. Wah, aku tentu senang sekali saat dia minta tolong naskahnya dibacakan dan diedit... nanti namaku juga akan muncul di bukunya sebagai editor. Meski indie, tapi kami sepakat kalau naskah ini akan tetap diproses seperti buku selayaknya yang diterbitkan oleh penerbit major. Temenku ini juga mau menetapkan skedul-skedul pengeditan naskah biar nggak dibiarkan longgar gitu aja. Oh ya, untuk sementara aku nggak bisa menyebutkan siapa dia nama temanku ini, yang jelas dia adalah teman baru yang kukenal lewat twitter karena dia adalah salah satu kontributor di buku Traveling Note Competition. Yippie! :D

Next! Masih berhubungan dengan passionku, kali ini dalam hal membaca dan meresensi buku. Puji Tuhan, beberapa hari lalu aku mendapat E-mail dari seorang Editor in Chief majalah traveling yang cukup besar berisi penawaran untuk menjadi reviewer buku traveling di majalah itu! Yeay... dalam hal ini, aku berterima kasih sama mas Ariy, teman dan juga penulis buku traveling yang merekomendasikan namaku kepada temannya ini yang saat itu sedang mencari seorang reviewer. Ya, karena aku pernah meresensi salah satu buku mas Ariy yaitu Nomadic Heart di blogku, lalu mas Ariy mengingat aku saat tahu temannya sedang mencari peresensi buku. Dan kemarin sudah didetailkan lagi rincian penawaran dari majalah itu dan... wow! Aku boleh merekomendasikan buku untuk diresensi, namaku dicantumkan di majalah sebagai kontributor, dan... honornya juga gede! Puji Tuhan, tambah lagi deh kerjaan baru berkaitan dengan passionku! Yippieee... God is good! ^^

Masih boleh nyombong nggak nih? Hahaha... maaf, maksudnya berbagi kebahagiaan. ^^. Hari Selasa lalu, tanggal 31 Juli 2013, namaku diumumkan sebagai salah satu pemenang sayembara resensi buku di Yes 24 Indonesia! Ihiiyyy.. aku menang karena menyertakan resensi novel Bangkok (Moemoe Rizal, Gagas Media), dan hadiah yang kupilih adalah I've Got Your Number-nya Sophie Kinsella. Mantab, lah, memang disuruh banyak-banyak baca biar makin terasah cara penulisannya. Hoho...

Memasuki bulan Agustus, harus semangat baru dong.... Dan kemarin juga aku terima E-mail yang cukup bikin tercengang dan deg-degan.... Ya gimana nggak bahagia sekaligus deg-degan, kalau judul E-mailnya: Undangan Writers' Gathering! Wohh! Really, this is new for me, sebutan 'penulis', hihihi. Nggak pede aja gitu ketemu dengan penulis-penulis lainnya yang udah berpengalaman. Setelah aku tanyakan ke teman yang bekerja di penerbit itu, katanya emang ini acara tahunan penerbit itu yang berisi silahturahmi dengan penulis, juga memaparkan rencana-rencana dari redaksi, dan bisa sekalian tanya-tanya juga soal proses penerbitan buku. Ahey! Benar-benar nggak sabar deh bisa menghadiri acaranya.... :D

Sampai di sini dulu berbagi kabar gembiranya.... Semoga yang baca ikut ketularan bahagia, dan ikut jadi semangat juga. Tadi di awal aku sempat heran, aku ini ada jimat apa sih kok beruntung terus secaa beruntun? Hehe, padahal kalau dipikir-pikir apa yang aku terima itu juga hasil dari apa yang aku lakukan sebelum-sebelumnya, kok. Bukannya mau sombong, misalnya dalam hal mengedit, aku memang sedang melatih diri dan ini nggak terjadi dalam satu hari. Latihanku memang otodidak lewat novel-novel yang aku baca dan juga tanya ke temen yang udah jadi editor duluan. 

Lalu soal tawaran meresensi di majalah, itu juga karena sudah setahun lebih aku mulai meresensi buku dan aku melakukannya dengan senang hati. Lalu aku sadar satu hal, the power of networking. Seperti yang aku bilang tadi, dua kerjaan tambahan itu aku dapat karena bantuan teman, yang tahu tentang kemampuanku. Nepotisme? Nggak juga, dong, kan mereka tahu kalau aku bisa dan berminat di bidang itu. Well, do good and be good, I guess. Doing good things as your passion and talent, and also be a good friend for others, karena sumber rezeki kita datangnya bisa dari berbagai cara termasuk dari teman. Semangaatt!! :D

Wednesday, June 26, 2013

Apakah ??? :(

Apakah seseorang yang memiliki image buruk harus selalu dicap buruk? Dan ketika melakukan kesalahan langsung diberi peringatan keras yang terasa kasar dan sangat buruk? Saya kaget dengan kata ‘mencekik’.. saya menerima teguran atas kesalahan saya, tapi? Apakah saya seburuk itu seperti yang dituduhkan? Kenapa tidak ditanyakan dulu alasan saya melakukan itu? Ya, kalau mau ditanyakan dulu sih saya hanya bisa menjawab, saya melakukan itu secara spontan, tanpa memikirkan yang macam-macam, dan bukankah manusia butuh diperingatkan oleh manusia lainnya? Tapi, dari judul suratnya saja sudah dibilang tidak perlu balasan. Meski akhirnya saya balas juga, tetap saya merasa saya ini terdakwa yang berada di kursi pesakitan yang sayangnya tidak diberi hak untuk mengatakan sesuatu tentang kesalahan saya.

Kesalahan yang seperti apa, sih? Tidak akan saya jelaskan. Saya menulis ini karena perasaan saya terlalu sesak, sakit. Seolah-olah selama ini saya tidak pernah melakukan yang baik-baik pada pihak yang merasa saya rugikan ini. tepatlah peribahasa, karena nila setitik maka rusak susu sebelanga. Karena satu kesalahan (saya tidak bisa mengatakan itu sepele), langsung dibilang saya bagaikan tangan mencekik leher sendiri, dan saya disodori sebuah pertanyaan retorik: jika ada bagian tubuh yang merugikan seluruh tubuh, maka apa yang akan dilakukan oleh bagian tubuh lain yang dirugikan? Saya hanya bisa menjawab pertanyaan itu dalam hati: dipotong atau dilenyapkan, tentunya. Itulah mengapa saya menganggapnya sebagai ancaman.

Terima kasih untuk kamu yang telah membaca keberatan saya atas kata-kata kamu dan juga bersedia meminta maaf. Sebenarnya itu sudah cukup, saya juga tidak ingin memperpanjang. Saya menulis di blog ini hanya untuk… melepaskan perasaan sakit saya sendiri, karena kan saya tidak mungkin menceritakan ini pada orang lain. Ya, saya tentu simpan dengan diri saya sendiri detail masalah saya ini, karena tidak mau lebih merusak image mereka.

Rupanya benar, hidup ini seimbang. Setelah empat hari lalu saya menceritakan letupan-letupan bahagia saya, maka kemarin dan hari ini cukup satu alasan untuk saya menangis: karena saya sudah ditegur dengan keras oleh perwakilan dari pihak yang selama ini saya kagumi dan sukai. Saya…, tak tahu. Saya memang bukan orang yang menyenangkan. Saya banyak melakukan kesalahan, dan kesalahan-kesalahan saya diketahui secara pribadi oleh mereka. Saya hanya takut berbuat salah lagi, karena ternyata image saya begitu buruk sehingga mereka harus menegur dengan kata-kata seperti itu, menganggap saya telah mencekik leher mereka. Saya tak tahu, saya hanya tahu, saya kecewa, dan sedih. :(

Saturday, June 22, 2013

HAPPYYYYYY!!!!!


Hari ini, tanggal 22 Juni 2013. Dua hari lalu kepalaku rasanya mau meledak, serasa ada mercon yang siap meletus. Saking riuhnya kegembiraan yang kuterima, tapi aku bahkan tak bisa mengekspresikannya dengan bebas karena sedang ada di ruang kerja yang hening. Pffftt.. Hahaha! Jadi, sebab apa sih yang bikin aku segembira itu?? Well, sebelumnya aku akan mengurai serentetan kegembiraanku hingga menuju penghujung tengah tahun 2013 ini.

Bulan Januari…
Tanggal 15 aku menerima E-mail yang mengabarkan bahwa catatan perjalananku saat ke wilayah Ujung Genteng di bulan Juli 2012 terpilih sebagai salah satu dari 30 besar dari Traveling Note Competition yang diselenggarakan oleh Penerbit Diva Press!! Sebagai hadiahnya, maka 30 catatan perjalanan ini akan dikompilasikan dalam 1 buku, yay!!
Aku masih ingat ketika sahabatku menginfokan tentang lomba ini via E-mail pada tanggal 01 November 2012, yang membuatku terpacu untuk mengikutinya. Meski, aku juga sempat tidak percaya diri, tapi akhirnya berkat motivasinya dan juga teman-teman lain, aku akhirnya menyelesaikan dan mengirimkan 2 naskah. Puji Tuhan salah satunya akhirnya menang. ^^

Ah iya, mengenai traveling sendiri, di bulan ini aku berkesempatan mengunjungi Sumatera Barat dan menikmati segala pesonanya bersama beberapa kawan. Such a complete leisure there: nature, culinary, and culture.

Bulan Februari…
Tanggal 05, tepat sehari setelah aku kembali dari liburanku di Bali, lagi-lagi aku menerima E-mail yang membuatku melonjak senang: naskah nonfiksi catatan perjalananku diterima oleh salah satu penerbit buku mayor! Yaaayy…. ^.^ Aku ingat aku mulai menyusun naskah ini sekitar bulan November 2012 juga, lalu naskah selesai dan kukirim di bulan Januari 2013. Eh, belum sampai sebulan sudah dapat kabar menggembirakan. Meski sudah diwanti-wanti bahwa prosesnya akan lama, memakan waktu sekitar satu sampai setengah tahun, but yess, I guess it worth for a wait. I will enjoy the process, I promise! ^.^

Bulan Maret…
Hm, sepertinya, bulan ini berlalu biasa-biasa saja. Tapi tak ada yang biasa jika kita mau bersyukur, bukan? Hehe, di bulan ini aku berkesempatan mengikuti kelas travel writing yang diadakan oleh Valadoo dan pematerinya adalah Windy Ariestany. It’s a good time to know more about my passionate. J
Lalu di bulan ini aku juga mulai menyusun naskah untuk diikutkan pada event Grasindo: Publisher Search for Authors. Yaa, siapa tahu kan keberuntungan kembali berpihak kepadaku?? Hihii…

Bulan April…
Awal bulan aku ikut paket tur ke Krakatau dan juga pulau-pulau sekitarnya. It’s a fun weekend though, I had a chance to enjoy new destination with new friends.
Akhir bulan, pengumuman PSA-nya Grasindo pun keluar. Daann… karyaku nggak menang, hehe. :D Oke, not my luck, dan pasti banyak karya lain yang lebih baik. Ah iya, pertengahan bulan aku mendapat kesempatan untuk menjadi freelancer proofreader di Penerbit Haru. Senangnya, karena aku dapat pekerjaan tambahan di bidang yang aku sukai. Sampai sekarang aku sudah melakukan proofreading untuk 6 naskah fiksi. Ah, senangnyaa~ :)

Bulan Mei…
Awal bulan aku ikut paket tur yang berisi perjalanan ke Pantai Balekambang (Malang Selatan), Batu, dan juga Bromo (Probolinggo). Aku memang orang Surabaya, tapi belum pernah ke Bromo, haha. Senang tentunya lagi-lagi dapat pergi ke destinasi baru, bisa menambah satu cerita perjalanan lagi, hoho. Lalu di bulan ini juga aku dapat pekerjaan paruh waktu tambahan lagi yaitu editor di salah satu penerbit besar! Wew. Tapi karena naskahnya belum ada yang diterbitkan dan sifatnya aku masih jadi editor percobaan, maka aku belum bisa menyebutkan nama penerbit bukunya. Awalnya aku sih mengajukan sebagai proofreader, tapi naskahnya belum siap untuk diproofread jadi diminta coba untuk mengedit naskah fiksi dulu, hihi.

Hmm, di akhir bulan Mei, lagi-lagi aku melakukan perjalanan. Kali ini dalam rangka melihat prosesi waisak di Borobudur. Tapi sebelumnya aku sempat jalan-jalan dulu di Yogyakarta meski sebentar. Juga sebelum kembali ke Jakarta sempat bertemu sebentar dengan teman-teman dari grup blogger buku Indonesia. Syenaaang!

Bulan Juni…
Ini niih, bulan yang memberi kabar menggembirakan dengan beruntun!! Well, hm, mulai dari mana yaaa?? Oke pertama, aku mendapat tawaran kerja di perusahaan lain. Profesinya sih sama saja, Internal Auditor yang tidak terlalu aku nikmati, tapi akhirnya aku menerima tawaran ini (setelah beberapa tes tentunya) karena beberapa alasan: suasana baru, waktu kerjanya hanya 5 hari dalam seminggu, dan juga ada asuransi kesehatan dari provider swasta (di kantor sekarang yang kudapat hanya dari Jamsostek).

Laluu… aku mendapat kabar bahwa akhirnya buku kompilasi hasil lomba Traveling Note Competition diterbitkan juga! Yaayy.. bukunya bahkan sudah selesai cetak kemarin, aku dapat bocorannya dari teman BBI yang kerja di DivaPress, hahahaa… nanti beli yaa.. hihihii..
Nah, tanggal 20, aku mendapat kabar kalau naskah fiksiku diterima oleh penerbit buku mayor yang juga sedang menangani naskah nonfiksi perjalananku! Astagaaa!! Rasanya hari itu kepalaku mau meledak saking bahagianya! Di hari yang sama aku mengajukan resign ke manajer dan lancar, lalu sorenya aku dapat kabar ini. Oh, naskah ini sebenarnya adalah naskah yang kalah dari lombanya Grasindo, tapi ternyata diterima oleh penerbit ini! Hihii, dirahasiakan dulu yah namanya, bukunya juga masih lama, kan! Hohohohoo~~

Lalu, ada kabar gembira apa lagi?? Hm,, satu lagi dehh *ngikik* Jadi aku coba sharing dengan Pak Edi, CEO-nya DivaPress. Aku bilang, aku sedang menyusun naskah nonfiksi catatan perjalananku sampai tengah tahun 2013, kan lumayan banyak tuh pergi-perginya. Tapi yang jadi komplet baru satu naskah, dan aku coba minta Pak Edi baca, apakah sesuai dengan segmen di Diva. Dan tahu jawabannya?? Pak Edi bilang penyajian di naskahku sudah baik dan dia tertarik untuk menerbitkan! Ihiiyyy…, tentunya dengan beberapa poin masukan juga, ya, dan ini juga baru satu cerita yang jadi, masih banyak nih PR-ku, tapi aku jadi makin semangaaaattt!!! Well aku pernah bilang kalau traveling bukan hanya sekadar sarana refreshing, karena aku ingin serius mengembangkan diri di bidang ini. Ya, caranya yaitu dengan passionku yang lain: menulis! :)
Oiya saking semangat cerita sampai lupa kan, awal Juni ini aku pergi ke Makassar dan Toraja dengan 3 kawan dan ini juga merupakan pengalaman yang sangat menarik! Doakan aku dapat lancar menulis semua cerita travelingku, ya..

OH, I am so happy and I know I couldn’t feel this way if God didn’t let those things happened to me. So, thank you God, THANK YOU!! :)

HAPPYYYYYY!!!!!


Hari ini, tanggal 22 Juni 2013. Dua hari lalu kepalaku rasanya mau meledak, serasa ada mercon yang siap meletus. Saking riuhnya kegembiraan yang kuterima, tapi aku bahkan tak bisa mengekspresikannya dengan bebas karena sedang ada di ruang kerja yang hening. Pffftt.. Hahaha! Jadi, sebab apa sih yang bikin aku segembira itu?? Well, sebelumnya aku akan mengurai serentetan kegembiraanku hingga menuju penghujung tengah tahun 2013 ini.

Bulan Januari…
Tanggal 15 aku menerima E-mail yang mengabarkan bahwa catatan perjalananku saat ke wilayah Ujung Genteng di bulan Juli 2012 terpilih sebagai salah satu dari 30 besar dari Traveling Note Competition yang diselenggarakan oleh Penerbit Diva Press!! Sebagai hadiahnya, maka 30 catatan perjalanan ini akan dikompilasikan dalam 1 buku, yay!!
Aku masih ingat ketika sahabatku menginfokan tentang lomba ini via E-mail pada tanggal 01 November 2012, yang membuatku terpacu untuk mengikutinya. Meski, aku juga sempat tidak percaya diri, tapi akhirnya berkat motivasinya dan juga teman-teman lain, aku akhirnya menyelesaikan dan mengirimkan 2 naskah. Puji Tuhan salah satunya akhirnya menang. ^^

Ah iya, mengenai traveling sendiri, di bulan ini aku berkesempatan mengunjungi Sumatera Barat dan menikmati segala pesonanya bersama beberapa kawan. Such a complete leisure there: nature, culinary, and culture.

Bulan Februari…
Tanggal 05, tepat sehari setelah aku kembali dari liburanku di Bali, lagi-lagi aku menerima E-mail yang membuatku melonjak senang: naskah nonfiksi catatan perjalananku diterima oleh salah satu penerbit buku mayor! Yaaayy…. ^.^ Aku ingat aku mulai menyusun naskah ini sekitar bulan November 2012 juga, lalu naskah selesai dan kukirim di bulan Januari 2013. Eh, belum sampai sebulan sudah dapat kabar menggembirakan. Meski sudah diwanti-wanti bahwa prosesnya akan lama, memakan waktu sekitar satu sampai setengah tahun, but yess, I guess it worth for a wait. I will enjoy the process, I promise! ^.^

Bulan Maret…
Hm, sepertinya, bulan ini berlalu biasa-biasa saja. Tapi tak ada yang biasa jika kita mau bersyukur, bukan? Hehe, di bulan ini aku berkesempatan mengikuti kelas travel writing yang diadakan oleh Valadoo dan pematerinya adalah Windy Ariestany. It’s a good time to know more about my passionate. J
Lalu di bulan ini aku juga mulai menyusun naskah untuk diikutkan pada event Grasindo: Publisher Search for Authors. Yaa, siapa tahu kan keberuntungan kembali berpihak kepadaku?? Hihii…

Bulan April…
Awal bulan aku ikut paket tur ke Krakatau dan juga pulau-pulau sekitarnya. It’s a fun weekend though, I had a chance to enjoy new destination with new friends.
Akhir bulan, pengumuman PSA-nya Grasindo pun keluar. Daann… karyaku nggak menang, hehe. :D Oke, not my luck, dan pasti banyak karya lain yang lebih baik. Ah iya, pertengahan bulan aku mendapat kesempatan untuk menjadi freelancer proofreader di Penerbit Haru. Senangnya, karena aku dapat pekerjaan tambahan di bidang yang aku sukai. Sampai sekarang aku sudah melakukan proofreading untuk 6 naskah fiksi. Ah, senangnyaa~ :)

Bulan Mei…
Awal bulan aku ikut paket tur yang berisi perjalanan ke Pantai Balekambang (Malang Selatan), Batu, dan juga Bromo (Probolinggo). Aku memang orang Surabaya, tapi belum pernah ke Bromo, haha. Senang tentunya lagi-lagi dapat pergi ke destinasi baru, bisa menambah satu cerita perjalanan lagi, hoho. Lalu di bulan ini juga aku dapat pekerjaan paruh waktu tambahan lagi yaitu editor di salah satu penerbit besar! Wew. Tapi karena naskahnya belum ada yang diterbitkan dan sifatnya aku masih jadi editor percobaan, maka aku belum bisa menyebutkan nama penerbit bukunya. Awalnya aku sih mengajukan sebagai proofreader, tapi naskahnya belum siap untuk diproofread jadi diminta coba untuk mengedit naskah fiksi dulu, hihi.

Hmm, di akhir bulan Mei, lagi-lagi aku melakukan perjalanan. Kali ini dalam rangka melihat prosesi waisak di Borobudur. Tapi sebelumnya aku sempat jalan-jalan dulu di Yogyakarta meski sebentar. Juga sebelum kembali ke Jakarta sempat bertemu sebentar dengan teman-teman dari grup blogger buku Indonesia. Syenaaang!

Bulan Juni…
Ini niih, bulan yang memberi kabar menggembirakan dengan beruntun!! Well, hm, mulai dari mana yaaa?? Oke pertama, aku mendapat tawaran kerja di perusahaan lain. Profesinya sih sama saja, Internal Auditor yang tidak terlalu aku nikmati, tapi akhirnya aku menerima tawaran ini (setelah beberapa tes tentunya) karena beberapa alasan: suasana baru, waktu kerjanya hanya 5 hari dalam seminggu, dan juga ada asuransi kesehatan dari provider swasta (di kantor sekarang yang kudapat hanya dari Jamsostek).

Laluu… aku mendapat kabar bahwa akhirnya buku kompilasi hasil lomba Traveling Note Competition diterbitkan juga! Yaayy.. bukunya bahkan sudah selesai cetak kemarin, aku dapat bocorannya dari teman BBI yang kerja di DivaPress, hahahaa… nanti beli yaa.. hihihii..
Nah, tanggal 20, aku mendapat kabar kalau naskah fiksiku diterima oleh penerbit buku mayor yang juga sedang menangani naskah nonfiksi perjalananku! Astagaaa!! Rasanya hari itu kepalaku mau meledak saking bahagianya! Di hari yang sama aku mengajukan resign ke manajer dan lancar, lalu sorenya aku dapat kabar ini. Oh, naskah ini sebenarnya adalah naskah yang kalah dari lombanya Grasindo, tapi ternyata diterima oleh penerbit ini! Hihii, dirahasiakan dulu yah namanya, bukunya juga masih lama, kan! Hohohohoo~~
Lalu, ada kabar gembira apa lagi?? Hm,, satu lagi dehh *ngikik* Jadi aku coba sharing dengan Pak Edi, CEO-nya DivaPress. Aku bilang, aku sedang menyusun naskah nonfiksi catatan perjalananku sampai tengah tahun 2013, kan lumayan banyak tuh pergi-perginya. Tapi yang jadi komplet baru satu naskah, dan aku coba minta Pak Edi baca, apakah sesuai dengan segmen di Diva. Dan tahu jawabannya?? Pak Edi bilang penyajian di naskahku sudah baik dan dia tertarik untuk menerbitkan! Ihiiyyy…, tentunya dengan beberapa poin masukan juga, ya, dan ini juga baru satu cerita yang jadi, masih banyak nih PR-ku, tapi aku jadi makin semangaaaattt!!! Well aku pernah bilang kalau traveling bukan hanya sekadar sarana refreshing, karena aku ingin serius mengembangkan diri di bidang ini. Ya, caranya yaitu dengan passionku yang lain: menulis! :)
Oiya saking semangat cerita sampai lupa kan, awal Juni ini aku pergi ke Makassar dan Toraja dengan 3 kawan dan ini juga merupakan pengalaman yang sangat menarik! Doakan aku dapat lancar menulis semua cerita travelingku, ya..
OH, I am so happy and I know I couldn’t feel this way if God didn’t let those things happened to me. So, thank you God, THANK YOU!! :)

Thursday, May 30, 2013

“K..kita, berpisah?”



“K..kita, berpisah?”

Kamu tergagap mengucap suara. Aku tak tega menatapmu seperti itu. Tapi, apa daya?

“Kamu tahu kita tak bisa melawan perbedaan ini, kan. Jadi, buat apa?”

Kamu menyelidiki paras mukaku dan seketika aku merasa gentar. Padahal, aku sudah mengatur sedemikian rupa agar nadaku terdengar yakin di gendang kupingmu. Apakah, kamu menangkap keragu-raguanku?

“Tapi.. kamu mencintai aku, kan?”

Matamu… tajam, seolah mengelupas kulit ari wajahku. Duh, aku bisa apa? Tak tahukah kamu bahwa tatapan mata seperti itu justru meluluh lantakkan segala keyakinan dan ketegasan logikaku? Logika yang bahkan sudah berhasil menaklukkan nuraniku yang terus mendambamu.

“Hei, angkat wajahmu. Tatap aku. Aku ingin kita benar-benar berpisah, jika kamu sungguh-sungguh yakin.”

Seketika, aku mengangkat wajahku, melawan tatapan matamu dengan mendelik. Kulihat, kamu seakan terkejut dengan jawaban atas permintaanmu sendiri barusan.

“Mengapa!”

Aku menyentak, kamu terpana.

“Apanya?”

“Mengapa, sih, semua harus kembali pada aku? Mengapa kamu harus bertanya apakah aku yakin? Jadi kalau aku yakin, kamu akan menuruti? Kalau aku tak yakin, kamu tak mau? Bagaimana dengan kamu sendiri??!”

Kamu mundur selangkah. Tampak sangat.. sangat kaget.. dengan perlawananku.

“A..aku??”

“Iya, kamu! Kamu yang memulai semua rasa ini, tetapi sekarang semua harus bergantung pada keyakinanku??”

“Di mana kau letakkan peranmu sendiri?”

“Aku.. aku tak mau berpisah. Kamu pasti tahu itu,” ucapmu lemah.

Hah. Aku melengos. Paradoks yang selalu sama. Dari hari ke hari, menit ke menit, dan detik demi detik kita menyesap cinta. Kita tahu perasaan ini menggelegak dari masa ke masa. Tapi kita juga tahu semua ini harus ada batas akhirnya. Tak abadi. Kita tak ada keberanian cukup untuk menentang semua beda. Tidak juga aku, ataupun kamu. Hari ini, aku hanya mencoba bertindak sebagai peringan segalanya. Percayalah, ini pun tak mudah untuk kunyatakan. Tetapi, untuk apa, sih, kita memperpanjangnya? Hanya menambah luka yang terus tertoreh? Tak bisakah.. diri kita.. menjadi dewasa.. dan merelakan semuanya ? ? ?

“Hei.”

Kamu maju mendekat lagi dan memelukku. Dekapan yang ringan dan tak mengikat. Dekapan yang lain dari biasanya. Seolah, kamu sedang belajar untuk pelan-pelan melepas kepemilikanmu atasku.

“Aku tahu semua akan berakhir. Tapi… bisa tidak…,” kamu menggantung ucapanmu. Aku menunggu.

“Apa?”

Aku bertanya dari balik punggungmu, sementara kedua tanganku menggantung di samping kaki kanan kiriku. Aku memutuskan untuk tak memelukmu balik, karena takut semua keputusanku akan tergoyahkan. Lagi.

“Bisa tidak… bukan hari ini? Beri aku waktu, ya?”

Aku… hanya diam. Aku mendengar pinta pendekmu itu, tapi aku tak tahu mesti menjawab seperti apa. Aku biarkan detik menelan udara, kupandang awan yang bergantung di atas sana, sebelum akhirnya mataku terpaku pada anak-anak kecil yang bermain lincah di depanku. Tak jauh dari jangkauan mataku.

Aku ingin seperti mereka… Yang tak perlu menimbang apa juga untuk mengecap rasa. Aku pikir, cinta adalah sesuatu yang mulia, dihadirkan pada dua insan yang mungkin, sama-sama bodoh. Mengapa bodoh? Karena demi satu rasa itu, dua insan bisa mengorbankan segala dan mendobrak kenyamanan. Tapi… jika cinta itu salah, mengapa hati selalu mendambanya? Mengapa hati merindu setiap hangat peluk dan kecupan yang kamu bagi? Apakah aku bodoh? Apakah aku bebal? Tuhan …

Perlahan, kedua tanganku terangkat, menyusuri punggungmu. Lalu, kesepuluh jemariku pun terikat di atas tubuh bagian belakangmu. Aku balik mendekapmu, raga kita menyatu.

Mungkin, cinta kita memang ada batas akhirnya. Tetapi mungkin, bukan hari ini …


a fiction.