Apakah
seseorang yang memiliki image buruk harus selalu dicap buruk? Dan ketika
melakukan kesalahan langsung diberi peringatan keras yang terasa kasar dan
sangat buruk? Saya kaget dengan kata ‘mencekik’.. saya menerima teguran atas
kesalahan saya, tapi? Apakah saya seburuk itu seperti yang dituduhkan? Kenapa tidak
ditanyakan dulu alasan saya melakukan itu? Ya, kalau mau ditanyakan dulu sih
saya hanya bisa menjawab, saya melakukan itu secara spontan, tanpa memikirkan
yang macam-macam, dan bukankah manusia butuh diperingatkan oleh manusia
lainnya? Tapi, dari judul suratnya saja sudah dibilang tidak perlu balasan.
Meski akhirnya saya balas juga, tetap saya merasa saya ini terdakwa yang berada
di kursi pesakitan yang sayangnya tidak diberi hak untuk mengatakan sesuatu
tentang kesalahan saya.
Kesalahan
yang seperti apa, sih? Tidak akan saya jelaskan. Saya menulis ini karena
perasaan saya terlalu sesak, sakit. Seolah-olah selama ini saya tidak pernah
melakukan yang baik-baik pada pihak yang merasa saya rugikan ini. tepatlah
peribahasa, karena nila setitik maka rusak susu sebelanga. Karena satu
kesalahan (saya tidak bisa mengatakan itu sepele), langsung dibilang saya bagaikan
tangan mencekik leher sendiri, dan saya disodori sebuah pertanyaan retorik:
jika ada bagian tubuh yang merugikan seluruh tubuh, maka apa yang akan
dilakukan oleh bagian tubuh lain yang dirugikan? Saya hanya bisa menjawab
pertanyaan itu dalam hati: dipotong atau dilenyapkan, tentunya. Itulah mengapa
saya menganggapnya sebagai ancaman.
Terima
kasih untuk kamu yang telah membaca keberatan saya atas kata-kata kamu dan juga
bersedia meminta maaf. Sebenarnya itu sudah cukup, saya juga tidak ingin
memperpanjang. Saya menulis di blog ini hanya untuk… melepaskan perasaan sakit
saya sendiri, karena kan saya tidak mungkin menceritakan ini pada orang lain.
Ya, saya tentu simpan dengan diri saya sendiri detail masalah saya ini, karena
tidak mau lebih merusak image mereka.
Rupanya
benar, hidup ini seimbang. Setelah empat hari lalu saya menceritakan
letupan-letupan bahagia saya, maka kemarin dan hari ini cukup satu alasan untuk
saya menangis: karena saya sudah ditegur dengan keras oleh perwakilan dari
pihak yang selama ini saya kagumi dan sukai. Saya…, tak tahu. Saya memang bukan
orang yang menyenangkan. Saya banyak melakukan kesalahan, dan kesalahan-kesalahan
saya diketahui secara pribadi oleh mereka. Saya hanya takut berbuat salah lagi,
karena ternyata image saya begitu buruk sehingga mereka harus menegur dengan
kata-kata seperti itu, menganggap saya telah mencekik leher mereka. Saya tak
tahu, saya hanya tahu, saya kecewa, dan sedih. :(
1 comment:
Kadang menuangkan kegundahan, kekesalan dll akan melegakan perasaan :)
Post a Comment