Monday, February 6, 2012

Review 'If You Were Mine' - a novel by Clara Canceriana

(pic taken from goodreads.com)
Info Buku
Judul : If You Were Mine
Penulis : Clara Canceriana
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit: 2011

Kehilangan bisa menjadi titik awal kehidupan lain… (hal 282)
Rasa sedih dan hancur hati karena kehilangan seseorang yang sangat disayangi, hanya akan terobati jika kita bisa menemukan sosok lain untuk disayangi. Dan itulah yang terjadi dalam hidup Jessica. Ia menemukan sosok itu pada seorang Ken, setelah Ia kehilangan kekasih yang selama ini menjadi penopang hidup nya. Ken bukanlah seorang yang bisa disamakan dengan Keegan dalam hal sifat dan karakter. Bahkan jika dipikir-pikir, Ken sama sekali bukan tipe pria idaman bagi Jessica dengan beberapa sifat yang dimiliki Ken. Tapi itulah cinta. Kebersamaan demi kebersamaan yang dilalui Jessica bersama Ken membuat Ia menyadari ada sesuatu yang lain dalam diri Ken, yang membuatnya nyaman dan terlindungi. Ia tak perlu repot-repot membandingkan atau mensejajarkan Ken dengan Keegan, karena Jessica tahu mereka sama sekali berbeda. Jessica suka dengan cara Ken menjagainya, suka cara Ken menjadi dirinya sendiri saat bersama Jessica, tanpa perlu harus merubah sifat agar bisa menjadi seperti pria kebanyakan yang diidam-idamkan para perempuan. Tapi satu yang Ken nggak tahu, adalah perasaan Jessica yang selalu ingin bersama nya dan memilikinya. Diam-diam Jessica mengikat Ken dalam hatinya, berharap Ken selalu ada hanya untuknya, dan menyimpan rasa cemburu yang luar biasa setiap Ken dekat dengan perempuan lain.

Novel ‘If You Were Mine’ adalah novel drama yang ringan namun menyuguhkan kisah dan konflik hati yang menarik. Tentang Jessica, seorang yang memiliki passion di bidang fashion dan juga sekaligus pemilik butik pakaian, yang jatuh cinta pada Ken, seorang game maniac dan juga pemilik toko game. Perasaan yang timbul yang berawal dari sebuah kehilangan, dan berlanjut pada kebersamaan-kebersamaan rutin yang menjadi tidak biasa. Mengubah cara pandang terkadang bisa menjadi penyembuh luka hati.. (hal. 12). Dan bagi Jessica, Ken lah yang membantu nya mengubah cara pandang nya dari keterpurukan dan luka hati akibat kehilangan, menjadi lebih tegar dan tenang. Tapi nggak segampang itu buat Jessica untuk terbuka akan perasaannya terhadap Ken, agar kemudian mereka bisa menjalani kehidupan sebagai sepasang kekasih. Bukan karena Ia masih terus teringat akan Keegan, tapi Ia masih ragu apakah Ken akan menerimanya. Mengingat selama ini Ken hanya menganggap setiap tindakan dan perhatiannya pada Jessica adalah bentuk tanggung jawab setelah Keegan tiada. Belum lagi kehadiran Windha, ‘musuh’ lama Jessica yang sepertinya hidupnya nggak akan tenang kalau belum bisa menyandang status sebagai pemenang atas setiap kompetisinya melawan Jessica. Tapi seperti idiom yang mengatakan, ‘we will never know what we’ve got ‘till it’s gone’, perlu seorang Windha untuk menyadarkan Jessica bahwa dia hampir saja kehilangan Ken dan segala kebersamaan dengannya. Disinilah konflik hati yang dialami Jessica, apa Ia akan begitu saja menyerahkan Ken pada orang lain, atau tetap berusaha mendapatkan hati Ken?

Saya suka dengan pendalaman karakter dan profesi yang dilakukan penulis terhadap masing-masing tokoh utama. Misalnya Jessica dengan profesi nya sebagai pemilik butik dan memiliki passion yang besar terhadap fashion. Dalam banyak bagian diceritakan dengan detil bagaimana Jessica tenggelam dalam keasyikannya menuangkan ide dalam otaknya menjadi  sebuah pola pakaian, atau saat Ia mengukur dan mengolah bahan menjadi pakaian jadi. Atau sebut saja karakter Windha yang menyebalkan dan dengan konsisten dideskripsikan di setiap tindakannya yang sangat mengganggu Jessica. Dan Ken, dibalik sifatnya yang seolah tampak easy going dan kekanakan, ternyata menyimpan pikiran dan perasaan yang cukup dewasa.

Oh ya, penulis menyebutkan novel ini terinspirasi dari lagu Run Devil Run milik SNSD –yang kemudian salah satu membernya, yaitu Jessica, menjadi latar belakang terciptanya tokoh Jessica itu sendiri. Tapi entah kenapa judul ‘If You Were Mine’ malah membuat saya humming lagu dengan judul yang sama dari boyband tahun 90-an: Caught In The Act. Haha, ketahuan jadul nya deh saya ^^

Friday, February 3, 2012

(re) Resensi SeoulMate - cute novel by Lia Indra Andriana

(pic taken from penerbitharu.com)
Info Buku
Judul: SeoulMate
Penulis: Lia Indra Andriana
Penerbit: Penerbit Haru
Tahun Terbit: 2011

 
Sun
Isshh... apa sih maunya Siwon ini? Dulu maksa-maksa aku untuk bergabung dengan SeoulMate, padahal sudah kubilang aku nggak mau berurusan dengan hantu. Sekarang  coba lihat, dia malah memasangkanku dengan hantu pria bodoh yang bahkan mengingat namanya sendiri pun nggak bisa. Merengek-rengek memintaku memberikannya nama, memangnya aku ibunya apa? Baiklah aku panggil dia Jang. Ya, cukup satu suku kata saja nama yang kuberikan setelah dia menerorku bak penagih hutang. Dan demi Tuhan, apa sih yang kau lakukan selama hidup mu, Jang? Kau ini seperti pria lugu yang tak tahu apa-apa dan tak punya pendirian. Kau berbeda sekali dengan Dong Oppa yang selalu tahu apa yang harus dilakukan. Ah Dong Oppa, kemana sih kau ini? Segeralah tunjukkan batang hidungmu, aku mau urusan dengan hantu-hantu ini cepat selesai! 

Jang
Siapa sih aku sebenarnya? Kenapa aku harus melayang-layang tak jelas seperti ini? Dan gadis itu,ah Kim Sun. Dia sepertinya tidak suka denganku, tapi entah kenapa setiap kata-kata nya seperti memiliki mantra yang membuatku tidak bisa berkata ‘tidak’. Lagipula aku membutuhkannya. Aku membutuhkannya untuk menyelesaikan urusanku yang tertunda di dunia, apapun itu. Ah, otak sialan! Kenapa kau tidak  bisa bekerja sesuai yang kuharapkan? Bahkan untuk melakukan hal kecil pun aku harus dituntun oleh gadis acuh itu. Tunggu saja Sun, aku akan membuktikan kalau aku bukan laki-laki bodoh seperti yang kau kira. Setidaknya kehidupanku menjadi hantu harus lebih baik daripada kehidupan manusia ku, yang bahkan tak bisa kuingat sama sekali.
(Dikembangkan dari penggalan cerita di SeoulMate)

Lagi iseng di kantor, pengen nulis resensi novel lagi tapi nggak tahu yang mana, akhirnya aku nulis aja tentang novel SeoulMate. Ini novel lama, terbit awal tahun 2011, aku juga sempat menulis resensi pendek nya kok yang dimuat di theseoulmate.com. Cuma waktu itu resensi ku masih lumayan asal-asalan, karena memang belum pernah menulis resensi sebelumnya. Dan sekarang coba menulis ulang, deh. SeoulMate terbit saat K-Pop dan K-Drama lagi nge trend (hallyu wave), dan sampai sekarang juga masih dan semakin hits. Makanya nggak heran kalau novel ini banyak disukai pecinta K-Pop dan K-Drama, karena novel ini mengambil setting cerita di Korea Selatan dan banyak menceritakan tentang budaya Korea (dan belajar lumayan banyak kosakata bahasa Korea, sebagai tambahan). Bahkan nama yang dipakai sebagai tokoh cerita pun diambil dari beberapa nama artis K-Pop, misalnya Siwon, Jang, Minho.

Ceritanya sendiri, bisa dikategorikan sebagai cerita fantasy, karena menceritakan tentang hubungan antara manusia dan hantu, juga beberapa adegan yang tidak mungkin kita temui di dunia nyata. Tentang Sun yang membenci kemampuannya sendiri yang bisa melihat dan berkomunikasi dengan hantu. Tentang Jang yang mencari jati diri siapa dia sebenarnya dan kenapa dia bisa tersesat di dunia hantu. Tentang sebuah organisasi yang membantu manusia melaksanakan keinginan-keinginan yang selama ini tampak mustahil, dan tentunya juga membantu para hantu menyelesaikan urusan tertinggal mereka agar segera bisa kembali ke alam keabadian.

Ceritanya lucu, menggemaskan saat kita disuguhi adegan-adegan pertengkaran antara Sun dan Jang, juga tingkah para hantu lainnya saat melaksanakan proposal keinginan manusia. Bumbu-bumbu percintaan yang dimasukkan juga bisa membuat senyum-senyum sendiri saat membacanya. Jadi ya, sama sekali nggak membuat takut meski menceritakan tentang dunia hantu (tapi ingat ini fiksi ya, jangan mengharapkan akan bertemu hantu setampan Jang di dunia nyata, hehe). 

Oh by the way, dengar-dengar novel SeoulMate ini akan ada sequel lanjutannya di tahun ini, yang menurut penerbit nya sih masih dalam proses pengerjaan. Kalau mau tahu tentang novel ini lebih banyak atau novel-novel lain dari penulis yang sama, coba cek web nya di www.theseoulmate.com. Atau kalau mau tahu tentang Penerbit Haru yang suka ngasi bocoran tentang sequel SeoulMate ini (dan novel-novel yang akan terbit lainnya), bisa follow twitter nya di @penerbitharu atau cek web nya di www.penerbitharu.com.
Annyeong!! :)


Sepenggal Resensi ‘Infinitely Yours’ – a novel by Orizuka

(pic taken from goodreads.com)
Info Buku
Judul : Infinitely Yours
Penulis: Orizuka
Penerbit: Gagas Media
Tahun Terbit: 2011

Katanya, orang Korea suka menganalisa karakter sesama nya berdasarkan golongan darah. Dan inilah yang menjadi salah satu ide cerita di novel ‘Infinitely Yours’ karya Orizuka ini. Novel yang menceritakan tentang dua orang yang bertolak belakang sifat dan karakternya, namun justru melakukan petualangan bersama di negara yang menawarkan banyak romantisme. Jingga adalah seorang gadis yang cinta mati terhadap negara Korea, terutama pria nya. Dia pernah sekali berkunjung ke Korea Selatan, dan bahkan dia hafal dan bisa bercakap-cakap dalam bahasa Korea. Di kunjungan keduanya ke negari ginseng kali ini, Jingga mempunyai tujuan tersendiri untuk bertemu dengan pangeran impiannya. Dan tujuannya ini bertabrakan dengan tujuan Rayan, seorang arsitek muda dengan wajah yang diyakini Jingga cukup mirip dengan salah satu artis Korea.

Hanya perlu beberapa kali pengamatan untuk Jingga menyimpulkan, bahwa Rayan adalah seorang dengan golongan darah A. Seorang yang tertutup, acuh terhadap kondisi sekitar, kaku, dan beberapa sifat lain yang nggak asyik menurut Jingga. Berbeda dengan golongan darah O yang dimiliki Jingga, yang membuatnya seperti anak kecil yang nggak pernah kehabisan energi. Jingga memiliki ketertarikan terhadap hampir segala sesuatu yang dijumpainya, dan Ia seperti menularkan semangat dan keceriaan bagi semua orang disekelilingnya, kecuali Rayan tentunya. Rayan masih nggak habis pikir, salah apa yang Ia perbuat sehingga kejadian demi kejadian selalu membuatnya berurusan dengan Jingga, gadis yang sangat mengangggu dan selalu ingin tahu itu. Rayan ke Korea bukan untuk berlibur, Ia tahu pasti itu. Ia juga tak perlu repot-repot mematuhi jadwal travel agent yang dia ikuti, karena dia cuma punya satu tujuan: bertemu dengan seseorang di masa lalu nya, dan meminta penjelasan terhadap apa yang terjadi diantara mereka. Rayan ingin mencapai tujuannya sesegera mungkin, dan sendiri.

Novel drama ini akan membawa kita berpetualang mengelilingi indahnya negara Korea Selatan yang sekarang sedang booming karena K-Pop dan K-Drama nya. Melalui petualangan Jingga dan Rayan, kita akan diajak menyusuri indah nya sungai Cheonggyecheon, menawan nya N-Seoul Tower dengan ribuan gembok cinta nya, atau salju yang terhampar di Mount Seorak. Tak lupa beberapa percakapan dalam bahasa Korea juga membuat kita bisa sedikit belajar bahasa Korea. Cerita cinta tentang dua manusia dengan karakter berbeda selalu menarik untuk disimak. Dan di novel ini juga kita akan diajak untuk memandang dunia dari dua sudut pandang yang berbeda. Jingga yang ceria, Rayan yang pemikir. Membuat kita sadar bahwa permasalahan dalam hidup tak selalu bisa dipandang dengan ‘enteng’, meski ada saatnya juga kita harus melupakan sejenak masalah-masalah tersebut dan belajar menikmati apa yang kita jumpai. Dan cinta, akhirnya bukan tentang sosok sempurna yang menjadi idaman kita selama ini, melainkan tentang dia yang dapat melengkapi kekurangan-kekurangan kita. :)