Diambil dari: www.penerbitharu.wordpress.com
Aku kenal Penerbit Haru dari sejak buku
terbitan pertamanya, SeoulMate. Aku kenal buku Haru juga dari seorang sahabat.
Awalnya, aku bukan pembaca buku bergenre drama fantasi ala SeoulMate, namun karena ini ditulis oleh kawan baikku dan dia memintaku
untuk membacanya, ternyata menarik juga! Ya, cerita tentang hantu tapi malah
bikin ketawa. Lucu dan unik. Lalu berlanjut membaca buku-buku lain dari
Penerbit Haru juga. Iya, termasuk buku-buku terjemahan Koreanya, padahal aku
bukan penggemar buku-buku terjemahan karena sering hasil terjemahannya nggak smooth. Tapi lagi-lagi dari orang yang
sama yang merekomendasikan buku ini, dan ternyata asyik juga membacanya. So, I Married the Antifan adalah buku
terjemahan pertama dari Haru yang membuat aku larut dengan cerita-ceritanya.
Aku jadi ketagihan baca buku-buku dari Haru,
baik yang dari penulis Indonesia, maupun terjemahan dari penulis luar negeri.
Meski banyak yang bukan dari genre yang selama ini kubaca, tapi nggak pernah
menyesal. Kenapa? Karena jadi memperkaya tipe bacaanku, dan pastinya hal ini
berguna banget buat aku yang sedang latihan nulis. Meski, nggak semua buku Haru
langsung nyaman saat kubaca. Misalnya, di My
Name is Kim Sam Soon masih merasa ada bagian yang terjemahannya terasa
patah-patah, padahal ceritanya bagus.
Oh ya, Haru juga yang mengenalkanku lebih
banyak tentang K-Pop. Aku ini random, dan aku menikmati setiap hal asalkan
memang menyenangkan buatku. Termasuk juga musik. Bacaan-bacaan dari Haru banyak
yang menyentil musik K-Pop, misalnya SeoulVivor,
beberapa novel dari Lia Indra Andriana juga ada selipan lagu-lagu Koreanya,
atau buku We Cannot Stop Here. Buku
yang kusebut terakhir sangat menginspirasiku saat membacanya. Aku jadi tahu
kehidupan para artis Korea saat memulai debutnya. Mereka yang selama ini hanya
kulihat, kudengar, dan kubaca sekilas saja yang tampak glamor, ternyata
memiliki kisah yang memotivasi. Dari buku-buku yang menyentil musik K-Pop ini
juga telingaku mulai membuka diri terhadap genre musik yang selama ini asing
buatku. Dan ternyata, menyenangkan didengarnya. ^^
Bicara tentang media sosial, Haru termasuk akun
yang aktif bercuap-cuap di lini masa, di antara sekian akun penerbit buku yang
kuikuti. Sering, mereka bicara soal promosi buku. Sering pula, iseng menanyakan
opini para followersnya tentang
hal-hal di luar buku. Buatku itu asyik, karena jadi terasa dekat dengan para
pembacanya. Tapi kadang, Haru juga berlebihan saat update status tentang kutipan-kutipan di bukunya, hehe. Bukan hanya
masalah jumlah atau frekuensi updatenya,
tapi kadang kutipan itu hanya diambil begitu saja, padahal ketika dibaca
konteks kalimatnya biasa saja, nggak semenarik kutipannya. Hehe, bagian dari
promosi sih ya. ^_^v
Dan bicara tentang harapan, semoga di tahun
ke-3, 4, 5, dan seterusnya.. Haru tetap konsisten dengan kehadirannya. Terus
memproduksi buku-buku yang menyenangkan dan inspiratif, juga mengadakan
kegiatan-kegiatan yang memberi nilai tambah bagi para pembacanya, seperti
kompetisi menulis yang diadakan tahun lalu dan menghasilkan penulis-penulis
baru berbakat.
Keep daebak, Haru,,
keep inspiring! Hwaiting!! ^.^9
dinoy